Banjarmasin (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan mempromosikan dan meminta dukungan untuk pengembangan pariwisata ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Jakarta, Jumat (10/6).  

"Pariwisata menjadi salah syarat utama agar daerah dapat berkembang dan hasilnya meningkatkan perekonomian masyarakat. Hal ini membuat kita terus berupaya agar pariwisata dapat berkembang," ujar Bupati Tapin HM Arifin Arpan.

Mulai dari potensi religi, alam, buatan hingga budaya, kata dia, hari ini disampaikan langsung kepada Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf. 

Wisata religi

Untuk wisata religi, kata dia, Tapin dikenal dengan julukan 'Makam Para Datu' atau makam para ulama bahari yang kental dengan sejarah perkembangan Islam di Kalsel. Misalnya, Datu Suban, Datu Sanggul, Datu Muning hingga Datu Gadung. 

Setelah itu, ada juga wisata religi yang mampu menyedot ribuan wisatawan Nusantara, yaitu Ba'ayun Maulid yang dilaksanakan pada 12 Rabiul Awal di Masjid Keramat Desa Banua Halat. 

"Wisata religi di Tapin dapat berkembang dengan pesat, karena memang didukung kultur masyarakat Banjar yang cinta terhadap para ulama," ujarnya. 

Wisata alam dan budaya Dayak

Selain itu, wisata alam, di antaranya tiga goesite Geopark Meratus yang saat ini diusulkan Kalsel menjadi UNESCO Global Geoparks (UGG). Goesite di Tapin ada Air Terjun Balawayan, Gua Baramban dan Gua Batu Hapu. 

Terkhusus, Bupati Tapin juga sampaikan potensi besar di wilayah Kecamatan Piani yang perlu menjadi sorotan pihak kementerian.

Di Piani, kata dia, potensi pariwisata alam dan budaya sangat menjanjikan untuk dikembangkan, misalnya ; Gua Baramban, Air Terjun Balawayan, Air Terjun Giling, Air Terjun Bagandah, Bukit Manggindang, Bukit Kudai, Riam Lanjung, bamboo rafting dan aktivitas masyarakat adat Dayak Meratus. 

“Banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan seperti Bendungan Tapin, Aruh (ritual adat) hingga geosite Geopark Meratus,” ungkapnya. 

Wisata buatan

Masih di Kecamatan Piani yang memiliki geografis serupa dengan wisata Loksado, pihaknya sudah merencanakan pembangunan di Bendungan Tapin yang pada Februari 2021 lalu diresmikan Presiden Joko Widodo. 

Wisata itu di antaranya ; Sains Park, Taman Budaya Meratus, Flora Meratus, outbond dan wisata keluarga.

“Di luar Piani, ada juga wisata rekreasi di Danau Hatiwin.  Potensi wisata kita tidak kalah dari beberapa tempat wisata dari luar daerah,” ujarnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Arifin sangat berharap pihak kementerian memberikan bantuan untuk bersama membangun pariwisata di Tapin yang memiliki banyak potensi. 

“Meskipun memiliki potensi, kita memang perlu bantuan. Misalnya, saat ini akses jalan yang rusak sehingga menyulitkan wisatawan datang ke tempat wisata di Tapin, sedangkan untuk menggunakan dana APBD tidak memungkinkan karena untuk perbaikan jalan memerlukan angggaran hingga puluhan bahkan ratusan miliar,” ujarnya. 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tapin Hamdan Rosyande menjelaskan kunjungan mereka yaitu menindaklanjuti hasil rapat dengan Kemenparekraf beberapa waktu lalu yang mengundang pimpinan daerah di Kalsel. 

"Pihak kementerian memberikan respon positif atas kedatangan kita, karena dinilai cepat tanggap untuk pembangunan kepariwisataan daerah," ujarnya. 

Pengembangan sektor wisata yang disampaikan bupati, kata dia, adalah demi menciptakan ekosistem wisata yang saling keterkaitan dan berkelanjutan. 

"Wisata Tapin sangat potensial untuk dikembangkan, saat ini kunjungan wisatawan didominasi ke wisata religi," ujarnya.